Google Bendera-Bendera

Google Bendera-Bendera

Bendera-bendera di Kerajaan Belanda

Bendera nasional Aruba secara resmi diadopsi pada 18 Maret 1976. Warna biru melambangkan langit, laut, kedamaian, harapan, masa depan Aruba, dan hubungannya dengan masa lalu. Dua garis menunjukkan "gerakan menuju status aparte". Satu mewakili "mengalirnya wisatawan ke Aruba yang bermandikan sinar matahari, memperkaya pulau serta para wisatawan", yang lainnya mewakili "industri, semua mineral (emas dan fosfat di masa lalu, minyak bumi di awal abad ke-20)". Selain matahari, emas, dan kelimpahan, warna kuning juga dikatakan mewakili bunga wanglo. Bintang memiliki makna yang sangat kompleks. Bintang empat sudut mewakili empat arah mata angin. Ini juga merujuk pada banyak bangsa asal orang-orang Aruba. Bintang juga mewakili empat bahasa utama Aruba: Papiamento, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Bintang juga melambangkan pulau itu sendiri: daratan berupa tanah merah yang dibatasi oleh pantai putih di laut biru. Merah juga melambangkan darah yang ditumpahkan oleh suku Aruba selama perang, melewati penduduk India, cinta patriotik, dan kayu Brasil. Warna putih juga melambangkan kesucian dan kejujuran.

Bendera Curaçao berupa bidang biru dengan garis kuning horizontal dan dua bintang putih berujung lima di kanton bendera. Warna biru melambangkan laut dan langit (masing-masing bagian biru bawah dan atas) dibagi dengan guratan kuning yang melambangkan matahari cerah yang memandikan pulau. Kedua bintang tersebut mewakili Curaçao dan Klein Curaçao, tetapi juga "Cinta & Kebahagiaan". Lima titik pada setiap bintang melambangkan lima benua tempat asal orang-orang Curaçao.

Bendera Sint Maarten adalah bendera nasional pulau Saint Martin bagian Belanda, yang merupakan sebuah negara di dalam Kerajaan Belanda. Bendera Sint Maarten terdiri dari segitiga putih yang terletak di sisi kerekan yang diisi dengan lambang negara konstituen tersebut, bersama dengan dua pita horizontal berwarna merah dan biru. Bendera Sint Maarten diadopsi pada 13 Juni 1985. Bendera Sint Maarten menyerupai bendera Filipina.

Di dalam bendera Antillen Belanda terdapat lima bintang yang melambangkan lima pulau yang membentuk Antillen Belanda. Sedangkan warna merah, putih dan biru mengacu pada bendera Belanda. Versi bintang enam digunakan hingga tahun 1986 ketika Aruba menjadi negara sendiri di dalam Kerajaan Belanda. Versi asli ini diadopsi pada 19 November 1959. Bendera ini tidak digunakan lagi ketika Antillen Belanda dibubarkan pada 10 Oktober 2010. Pulau Sint Maarten dan Curaçao memperoleh status sebagai negara terpisah di dalam Kerajaan Belanda, sementara pulau Bonaire, Sint Eustatius, dan Saba sekarang menjadi teritori seberang laut Belanda.

Bendera Suriname sebelum kemerdekaan terdiri dari lima bintang berwarna (dari kiri atas searah jarum jam: putih, hitam, coklat, kuning, dan merah) yang dihubungkan oleh elips. Bintang-bintang berwarna ini mewakili kelompok etnis utama yang terdiri dari penduduk Suriname: orang Amerindian asli, orang Eropa yang menjajah, orang Afrika yang dibawa sebagai budak untuk bekerja di perkebunan, serta orang India, Tionghoa, dan Jawa yang datang sebagai pekerja kontrak untuk menggantikan orang Afrika yang melarikan diri dari perbudakan dan menetap di pedalaman. Elips mewakili hubungan yang harmonis di antara kelompok-kelompok tersebut.

Bendera setengah tiang

Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.[24] Bendera Negara yang akan dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang terlebih dahulu, dihentikan sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang. Jika Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang hendak diturunkan, maka dinaikkan terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.[25]

Durasi pengibaran bendera setengah tiang dijelaskan sebagai berikut:

Bendera negara juga dapat dikibarkan setengah tiang pada:

Jika Bendera Negara dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara untuk memperingati hari-hari besar nasional (seperti memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia), maka dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.[27]

Meminta pendapat umum

Perkumpulan Perundangan Persekutuan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan pendapat kepada ketiga rancangan tersebut. Keputusan pendapat umum yang dikelola oleh surat kabar The Malay Mail ini disiarkan pada 29 November 1949. Keputusan akhir menunjukkan mayoritas memilih rancangan ciptaan seorang arsitek Kerajaan di Johor, yaitu Mohamad bin Hamzah.

Peraturan tentang Bendera Merah Putih

Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35,[20] UU No 24/2009,[21] dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia.[22]

Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.[21] Dalam keadaan tertentu, dapat dilakukan pada malam hari.[21]

Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.[21] Kini, pemerintah sering menghimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk mengibarkan dan memasang bendera negara selama satu bulan penuh pada bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan negara.[23]

Bendera Negara juga dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain, yaitu:[21]

Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:[21]

Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah presiden atau wakil presiden, mantan presiden atau mantan wakil presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.[21]

Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.[21]

Setiap orang dilarang:[21]

Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC)

Untuk sebagian besar keberadaan Hindia Belanda, bendera Vereenigde Oost-Indische Compagnie (Perusahaan Hindia Timur Belanda) digunakan. Ketika VOC bangkrut dan secara resmi dibubarkan pada tahun 1800, kepemilikan dan hutangnya diambil alih oleh pemerintah Republik Batavia. Wilayah VOC menjadi Hindia Belanda dan diperluas selama abad ke-19 hingga mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Dengan demikian, bendera Republik Batavia dan Kerajaan Belanda digunakan.

Bendera Belanda disebut-sebut sebagai asal muasal dari bendera Indonesia. Untuk melambangkan niat mengusir Belanda, kaum nasionalis Indonesia mengoyak bendera Belanda. Mereka merobek sepertiga bagian bawah bendera, dan memisahkan warna merah dan putih dari warna biru.[24]

Bendera Bintang Fajar atau Bintang Kejora mewakili Nugini Belanda dari 1 Desember 1961 hingga 1 Oktober 1962 ketika wilayah tersebut berada di bawah administrasi Otoritas Eksekutif Sementara PBB (UNTEA). Bendera ini biasa digunakan oleh penduduk Papua Barat termasuk pendukung OPM (Organisasi Papua Merdeka) untuk menggalang dukungan hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri, dan dikibarkan setiap tahun pada tanggal 1 Desember yang bertentangan dengan hukum nasional Indonesia. Bendera ini terdiri dari pita vertikal merah di sepanjang sisi kerekan, dengan bintang putih lima sudut di tengahnya. Bendera tersebut pertama kali dikibarkan pada 1 Desember 1961 dan digunakan hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi administrator wilayah tersebut pada 1 Oktober 1962.

Bendera Republik Boer, Transvaal, Negara Bebas Oranye, Republik Natalia, dan bendera Afrika Selatan dari tahun 1928 hingga 1994 semuanya didasarkan pada bendera Belanda, atau Bendera Pangeran pendahulunya. Ini pada gilirannya adalah bagian dari inspirasi untuk bendera Afrika Selatan saat ini.

Bendera Italia diperkenalkan pada tahun 1946 setelah Italia menjadi hari Republik. Bendera ini terdiri dari tiga warna yaitu warna merah, putih, dan hijau. Warna bendera yang digunakan adalah warna Bendera Prancis. Bendera pertama kali diluncurkan pada saat era Republik Cispadane tahun 1796.

Bendera Malaysia atau disebut pula bendera Jalur Gemilang[1] adalah bendera nasional Malaysia. Bendera ini bercorak 14 garis (jalur) merah dan putih (melintang) yang sama lebar, bermula dengan garis merah di sebelah atas dan berakhir dengan jalur putih yang melambangkan jumlah anggota dalam persekutuan 13 negara bagian plus wilayah federal.

Jalur Gemilang bercorak 14 garis (jalur) merah dan putih (melintang) yang sama lebar, di mana jumlah 13 melambangkan jumlah negara bagian atau persekutuan, yaitu Johor, Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Pulau Pinang, Perak, Perlis, Sabah, Sarawak, Selangor dan Terengganu

Bagian yang berwarna biru tua di atas sebelah kiri membawa ke bawah hingga atas jalur merah yang kelima melambangkan perpaduan rakyat Malaysia. Bagian biru tua memuat gambar bulan sabit melambangkan Agama Islam - agama resmi Malaysia.

Bintang pecah 14 adalah tanda perpaduan 13 buah negeri dan Kerajaan Persekutuan. Warna kuning pada anak bulan dan bintang adalah warna Diraja bagi Duli-duli Yang Maha Mulia Raja-raja. warna merah pula melambangkan keberanian dan warna putih pula melambangkan kesucian.yang terakhir pula iaitu warna biru melambangkan perpaduan.

Gagasan awal Jalur Gemilang muncul pada tahun 1949, dengan persetujuan Majlis Raja-Raja dibentuk sebuah lembaga untuk mempertimbangkan dan membuat akun yang berhubung dengan rancangan bendera bagi Persekutuan Tanah Melayu yang baru. Untuk tujuan itu diadakan kompetisi untuk merancang bendera Persekutuan Tanah Melayu yang baru pada 1949. Pertandingan peringkat kebangsaan ini dianjurkan oleh Majlis Perundangan Persekutuan dan disertai oleh 373 karyawan. Dari jumlah tersebut, tiga rancangan bendera baru bagi Persekutuan Tanah Melayu telah dipilih.

Asal-usul nama Jalur Gemilang

Nama bendera Malaysia diajukan oleh Tun Mahathir bin Mohammad pada malam 31 Agustus 1997 sehubungan dengan peringatan hari Kemerdekaan ke-40 negara itu di Lapangan Merdeka. Jalur menggambarkan bendera Malaysia yang mempunyai 14 jalur merah dan putih. Jalur pada bendera Malaysia ini menggambarkan satu haluan yang lurus, arah tujuan yang sama yang diikuti oleh seluruh rakyat negara ini dari Perlis hingga ke Sabah menuju kegemilangan bangsa dan negara. Gemilang berarti bercahaya, terang-benderang dan cemerlang. Karena itu, Jalur Gemilang melambangkan kecemerlangan negara Malaysia dan rakyat Malaysia dalam mengarungi kehidupan baik di dalam maupun di luar negeri. Kesungguhan, kegigihan dan kesanggupan rakyat untuk meningkatkan citra negara, sesungguhnya senantiasa mendapat petunjuk dan pedoman yang terang lagi jelas.

Sebelum bendera Malaysia diberikan nama "Jalur Gemilang", telah dibuat sebuah lagu untuk bendera Malaysia tanpa menggunakan nama tertentu, hanya disebut sebagai "Bendera Malaysia" atau "Benderaku". Setelah bendera Malaysia diberi nama, perkataan di syair lagu yang berbunyi "Bendera Malaysia" atau "Benderaku" ditukar menjadi "Jalur Gemilang". Namun saat ini lagu tersebut diganti dengan lagu "Jalur Gemilang".

Benderaku yang gagah perkasa Merah putih kuning biru warnanya Berkibar megah penuh bercahaya Pusaka kita rakyat Malaysia Bendera Malaysia oh bendera ku Ku pertahankan sepenuh raga ku Dikaulah lambang negara berpadu Di bawah naungan Duli Tuanku Berkibar terus oh bendera ku Kau kan ku junjung sepanjang waktu Harumlah nama negara yang tercinta Padamu tempat taat dan setia Bendera Malaysia bendera kita Kemegahan rakyat kita semua Berkibar berkibar di ruang angkasa Dirgahayu bendera tercinta.

Ciptaan dan Senikata: Tony Fonseka

Merahmu bara semangat waja Putihmu bersih budi pekerti Kuning berdaulat payung negara Biru perpaduan kami semua Puncak dunia telah kau tawan Lautan luas telah kau redah Membawa semangat jiwa Merdeka Semangat jaya kami warganya Empat belas melintang jalurnya Semua negeri dalam Malaysia Satu suara satu semangat Itu sumpah warga berdaulat Jalur Gemilang di bawah naunganmu Jalur Gemilang kami semua bersatu Perpaduan ketaatan Amalan murni rakyat Malaysia Jalur Gemilang megah kami terasa Jalur Gemilang kibarkanlah wawasan Merah, putih, biru, kuning Jalur semangat kami semua (2x) Berkibarlah, berkibarlah, berkibarlah Jalur Gemilang!

Ciptaan dan Senikata: Pak Ngah & Siso Kopratasa

Bendera Negara Indonesia (disingkat bendera negara) atau biasa juga disebut Sang Merah Putih,[1] Sang Saka Merah Putih, Merah Putih, atau kadang Sang Dwiwarna (dua warna) adalah bendera negara Indonesia. Bendera negara berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang dengan bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera ini merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme dari rakyat Indonesia.[1][2]

Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13.[3] Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang negara berbangsa Austronesia seperti Tahiti dan Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan.[4] Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.

Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I–XII.[5][6]

Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad.[7][8] Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[9] Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih.[10] Namun, hal ini terbantahkan oleh al-Mubarakfuri, penulis Sirah Nabawiyyah, yang menyatakan bahwa bendera rasulullah berwarna putih.[11]

Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[12] Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam[13] yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.

Pada waktu perang Jawa (1825–1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.[14]

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, sedangkan putih berarti kesucian.[1] Selain itu, warna merah pun dikatakan melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Kedua warna tersebut dianggap saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia.[6][17] Menurut Soekarno, kedua warna tersebut berasal dari penciptaan manusia, yaitu merah yang merupakan darah wanita dan putih yang merupakan warna sperma.[18] Di samping itu, menurutnya pun tanah Nusantara berwarna merah, sementara getah tumbuhan berwarna putih dan orang Jawa sudah menyajikan bubur merah putih selama ratusan tahun.[19]

Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

Kemiripan dengan bendera negara lain

Menurut kesetaraan kedudukannya sebagai bendera nasional, bendera ini mirip dengan Bendera Monako yang mempunyai warna sama, tetapi rasio yang berbeda. Selain itu, bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia, tetapi warnanya terbalik.

Selain bendera negara, terdapat beberapa bendera lain yang digunakan untuk kepentingan resmi lainnya. Berikut ini adalah bendera-bendera tersebut.

Please, Do not forget to link to Bendera Merah Putih PNG, Background Bendera Indonesia page for attribution!

Thanks for choosing us!

Pita hitam dengan bingkai putih memiliki dua arti. Pertama, melambangkan keharmonisan dan kerja sama antara orang-orang dari berbagai ras yang tinggal di Botswana, serta keragaman ras di negara tersebut. Selain itu, mereka mewakili garis-garis zebra, hewan nasional Botswana.

Desain bendera diambil dari bendera Texas, sedangkan warna Pan-Afrika kuning, hijau, merah dan hitam diambil dari bendera Ghana.

Bendera Liberia memiliki garis merah dan putih yang serupa, serta kotak biru dengan bintang putih di kantonnya. Itu diadopsi pada 24 Agustus 1847.

Bendera dihapuskan setelah jatuhnya Kerajaan pada tahun 1969, dan diktator Muammar al-Gaddafi telah menerapkan beberapa bendera berbeda sejak saat itu, tetapi akhirnya disesuaikan kembali oleh Dewan Transisi Nasional setelah jatuhnya Gaddafi pada 3 Agustus 2011. .

Bendera terdiri dari desain triband merah-hitam-hijau, pita hitam tengah berukuran dua kali lebar pita luar. Bintang putih dan bulan sabit terletak di tengah bendera.

Warna bendera mewakili sejarah Madagaskar dan kelas petani tradisional. Merah dan putih adalah warna kerajaan Merina, yang ditaklukkan oleh Prancis pada tahun 1896. Mereka digunakan dalam bendera raja Merina terakhir, Ratu Ranavalona III. Hijau adalah warna Hova, kelas rakyat jelata terbesar, yang memainkan peran penting dalam agitasi anti-Prancis dan gerakan kemerdekaan.

Bendera Mauritius terdiri dari pita merah, biru, kuning dan hijau. Merah melambangkan perjuangan untuk kebebasan dan kemerdekaan. Biru mewakili Samudra Hindia, tempat Mauritius berada. Kuning melambangkan cahaya baru kemerdekaan. Hijau mewakili pertanian Mauritius dan warnanya sepanjang 12 bulan dalam setahun.[9]

Bulan sabit dan bintang yang digambarkan pada bendera Tunisia adalah simbol tradisional Islam dan juga dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Selama era kolonial, Inggris menggunakan panji Biru Inggris yang dirusak dengan lencana kolonial, seperti yang ditentukan dalam peraturan tahun 1865. Buganda, kerajaan tradisional terbesar di koloni Uganda, memiliki benderanya sendiri. Namun, untuk menghindari kesan memberikan preferensi pada satu wilayah koloni daripada yang lain, otoritas kolonial Inggris memilih lambang burung bangau untuk digunakan pada panji Biru dan spanduk resmi lainnya.

Perusahaan Hindia Barat Belanda (GWC)

Bendera Brasil Belanda atau Holandia Baru adalah bendera yang digunakan oleh Vereenigde West-Indische Compagnie (Perusahaan Hindia Barat Belanda) untuk wilayah yang dikuasainya di Brasil sejak tahun 1630 sampai tahun 1654.

Bendera ini terdiri dari tiga garis horizontal dengan warna bendera Republik Tujuh Belanda Bersatu (merah, putih dan biru), monogram di garis tengah, dan mahkota di garis atas yang keduanya berwarna emas. Asal usul monogram ini beserta inisial dan artinya tidak diketahui.

Bendera Pangeran (Prinsenvlag) oranye-putih-biru secara langsung mengilhami bendera bersejarah dan bendera modern di bekas koloni Belanda di Belanda Baru di tempat yang sekarang menjadi Pantai Timur Amerika Serikat. Koloni Belanda Baru menggunakan Statenvlag dari Republik Belanda, dan merupakan salah satu wilayah di bawah kendali Perusahaan Hindia Barat Belanda. Bendera Kota New York, awalnya bernama Nieuw Amsterdam, dirancang dari Prinsenvlag. Selain itu, bendera kabupaten, kota, dan institusi lain di wilayah ini juga dirancang dari Prinsenvlag seperti Albany (awalnya bernama Beverwijck), County Schenectady, New York, dan Kota Jersey.

Lagu yang diperuntukkan untuk bendera Indonesia